Menjadi penyiar radio adalah langkah awal atau sebagai jembatan menembus banyak lini. Kemampuan yang ada dalam diri seorang penyiar adalah keterampilan dalam berbicara, kemampuan bersosialisasi, dan kemampuan dalam mengontrol emosi/perasaan. Nah, inilah yang menjadi modal bagi seorang penyiar radio dalam memasuki banyak kesempatan yang ada.
Dengan modal yang dimiliki oleh penyiar radio tersebut dapat dijadikan bekal dalam menembus banyak bidang pekerjaan lain, diantaranya seperti MC/host/pembawa acara, voice over, dubber, public relation, dan sebagainya. Profesi tersebut sangat dibutuhkan di era digitalisasi 4.0 seperti saat ini dimana banyak pelaku usaha senang dan gemar mempromosikan produknya dalam bentuk video iklan yang seringkali membutuhkan jasa pengisi suara/voice over. Hal itu sangat cocok dengan kemampuan yang telah dimiliki oleh seorang penyiar radio ditambah dengan fee yang didapat dari jasa voice over juga lumayan. Kita bisa menjadi pengisi suara secara pribadi atau bergabung dalam sebuah agensi jasa pengisi suara.
Selain jasa pengisi suara profesi lainnya yang masih berkesinambungan dengan kemampuan seorang penyiar adalah Master of Ceremony/MC yang seringkali dicari dan dibutuhkan untuk memandu sekaligus membawakan sebuah acara. Pihak penyelenggara acara tentunya mencari seorang yang memang sudah biasa di bidang tersebut, dan profesi yang paling dekat dengan MC adalah penyiar radio. Jadi suka ataupun tidak ketika sudah terjun ke dalam dunia penyiaran radio harus siap apabila dilirik atau diminta untuk membawakan sebuah acara. Dari pengalaman saya menjadi penyiar radio seringkali dipercaya untuk membawakan acara formal seperti pelantikan organisasi dan rapat kerja organisasi serta acara informal lainnya seperti pelatihan, webinar, event bazaar dan lain sebagainya.
Berawal dari seorang penyiar radio yang dipercaya pandai dalam berbicara alhasil dalam banyak acara sering diminta untuk menjadi MC-nya. Padahal menjadi penyiar radio dan membawakan sebuah acara rasanya sangatlah berbeda. Jika penyiar radio terbiasa berbicara dalam kabin siar saja seorang diri sedangkan menjadi pembawa acara harus berbicara dengan banyak mata memandang. Tentunya harus mempersiapkan diri dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan sebaik mungkin.
