Minggu, September 8, 2024
spot_img

Luka Kehilangan (Part 1)

Dulu, James dan Rose sangat akur. Keluarga mereka di penuhi dengan canda dan tawa kakak beradik itu meski harus di tinggalkan Sang Ayah.

Ayah James dan Rose pergi meninggalkan Ibu dan mereka tanpa alasan yang jelas. Ibu mereka selalu menghindari topik yang menyangkut Sang Ayah jika James dan Rose mulai bertanya-tanya.

Meskipun tanpa sosok Sang Ayah, James dan Rose tetap hidup bahagia bersama Ibunya. Mereka berdua begitu dekat. Bahkan teman-teman di sekolah menjuluki mereka sepasang sepatu. Sebab, jika ada James pasti ada Rose di Sebelahnya. Dan jika ada Rose pasti ada James di sebelahnya.

Sayangnya keluarga mereka kembali di uji. Rose terkena penyakit langka yang menyebabkannya harus mendapat perawatan serius di rumah sakit.

Perawatan tersebut membuat Sang Ibu harus bekerja sangat keras untuk membiayai pengobatan Rose yang begitu mahal. Ibu James selalu berangkat kerja sebelum matahari terbit. Dan pulang ke rumah setelah matahari terbenam.

“Ibu, biarkan Aku putus sekolah untuk membantu Ibu” Ujar James suatu hari kepada Ibunya.

“Tak perlu James. Tugasmu saat ini adalah belajar dengan baik dan menjaga Rose di rumah sakit” Jawab lembut Sang Ibu sambil mengusap kepala James.

Maka James pun menuruti nasihat Ibu. Ia belajar dengan rajin. Bahkan mampu mendapat rangking dalam ujian yang Sebelumnya tidak pernah di raihnya.

Setelah pulang sekolah, James selalu menyempatkan menemani adiknya di rumah sakit. Sambil menyuapi atau sekedar mengelus rambut adiknya, James menceritakan keseruan di sekolah untuk menghibur Rose yang sering merasa bosan.

“Rose, kamu nggak kangen sekolah? Teman-temanmu udah pada kangen kamu loh” Ujar James menyampaikan pesan beberapa teman Rose.

“Kangen kak, Rose juga udah bosan di rumah sakit. Tapi kata dokter, Rose masih harus lama perawatan di rumah sakit” Rose mengadu kepada kakaknya. Dan kakaknya kembali menceritakan kejadian lain di sekolah atau rumah untuk menghilangkan kesedihan Rose

Hari-hari terus berlalu. Merajut minggu demi minggu menjadi sulaman bulan demi bulan hingga tidak terasa menjadi lembaran kain panjang satu tahun.

Perlahan keadaan Rose membaik. Hingga tibalah hari di mana Rose boleh kembali pulang ke rumah. Sayangnya, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

100,000FansSuka
700PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Artikel Terbaru