Selasa, September 17, 2024
spot_img

KETAKUTAN MENJADI KEKUATAN

Kini suasana begitu dingin, hujan dan angin terus saja turun tak kunjung henti. Petir selalu saja menyambar membuat salah satu siswa di sekolah harus menunggu hujan reda untuk bisa pulang ke rumahnya. Anendra, seorang siswa SMP kelas 9 yang mempunyai cita-cita sebagai seorang pilot. Namun, dia memiliki ketakutan pada ketinggian yang membuatnya tak yakin jika dia bisa menggapainya. Masa lalu yang dia alami membuat nya seperti saat ini.

Dia takut akan ketinggian karena masa lalunya. 2 tahun yang lalu, kecelakaan menimpa Anendra dan keluarganya. Berawal dari liburan yang sudah direncanakan matang oleh keluarga dan adiknya untuk berlibur ke puncak. Namun dipertengahan jalan, terlihat mobil truk yang melintas ke arah mobil miliknya. Dengan kecepatan tinggi, truk tersebut menabrak mobil yang ditumpanginya. Penumpang dalam mobil tersebut panik, ayahnya berusaha untuk menghindari truk yang melintas secara cepat kearah mobilnya. Na-as, mereka terjatuh ke jurang. Peristiwa dimasa lampau, kini membuat Anendra merasa ketakutan dan tidak percaya diri. Peristiwa itu masih tersimpan di benaknya. Hanya dia yang selamat dalam kecelakaan maut dan Anendra sekarang diasuh oleh pamannya.

Hujan mulai reda, siswa laki-laki itu bisa pulang kerumah. Dia mengayuh sepedanya tanpa ada rasa malu yang menjalar dihatinya. Kebanyakan siswa disekolah Anendra menggunakan transportasi mobil dan diantar orang tua. Diperjalanan pulangnya, dia dikejutkan oleh seorang kakek yang mencoba melintas jalan raya. Anendra yang melihat segera turun dan berlari untuk membantu. Salah satu sikat yang dirinya pelihara ialah “tolong menolong.” Bukan hanya itu, sifat kemanusiaan juga harus dia junjung tinggi demi kebaikan bersama. Mungkin karena fobianya terhadap ketinggian membuatnya dibenci temannya.

“Nendra pulang,” teriak Anendra membuka pintu rumah. Tak ada jawaban sama sekali. Kemana paman, bibi dan sepupunya? Langkah kaki dari luar terdengar oleh telinga anak laki-laki itu. Langkah yang semakin dekat membuat anak laki-laki penasaran untuk mengeceknya keluar. Ternyata adalah paman dan bibinya yang baru saja pulang dari pasar.

“Sudah pulang Nendra?” Tanya paman kepada Anendra yang biasa di sapa Nendra.

“Baru saja pulang paman.”

“Ya sudah sana bersihkan diri kamu dan segera makan siang,” suruh bibi pada keponakan nya untuk membersihkan dirinya yang baru saja pulang sekolah. Begitu sayang paman dan bibi kepada keponakan satu-satunya itu. Mereka sudah menganggap Anendra seperti anak mereka sendiri, sedari masa lampau yang terjadi membuat Anendra kehilangan kedua orang tua dan adik perempuan nya.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

100,000FansSuka
700PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Artikel Terbaru