Kerupuk populer di Indonesia sebagai kudapan atau camilan pendamping makan. Bahkan, kurang lengkap rasanya jika makan tanpa kerupuk. Saking populernya, kerupuk mudah ditemui di mana saja misalnya di pasar tradisional, swalayan, toko pusat oleh-oleh, warteg, bahkan di restoran mewah.
Kerupuk tersebut ada yang dijual dalam kemasan sudah digoreng dan kemasan masih mentah. Kerupuk merupakan camilan primadona.
Yuk kita simak 3 jenis kerupuk khas Kendal yang sangat diminati oleh konsumen.
1. Kerupuk goreng wedi (kerupuk tayamum goreng pasir)
Kerupuk tayamum tidak digoreng dengan minyak goreng, melainkan dengan menggunakan pasir. Pasir yang digunakan adalah pasir yang bersih dan sudah melalui tahap penyaringan sehingga tidak ada bebatuan atau kerikil yang menempel pada kerupuk yang sudah digoreng.
Ada juga konsumen yang menyebutnya kerupuk usek, biasanya sebagai pelengkap saat rujakan buah-buahan. Kerupuk ini nikmat dicocol dengan sambal rujak atau sambal lutis atau sambal gula merah.Adapun kota Kaliwungu menjadi produsen terbanyak diantara wilayah lainnya di kabupaten Kendal. Kerupuk ini biasa dijual dalam kondisi sudah digoreng dan dibanderol dengan harga Rp 5.000 — Rp 15.000 tergantung ukuran kemasan.
2. Kerupuk petis udang dan ikan
Sedikit informasi bahwa kerupuk petis ini pernah go Internasional, lho. Dikutip dari laman jatengprov.go.id, Rombongan Komunitas dari Singapura tertarik mengunjungi sentra industri kerupuk petis di kelurahan Sijeruk kecamatan kota Kendal.
Para rombongan tersebut mengagumi kreativitas warga Kendal. Disampaikan oleh salah satu pengunjung bahwa di Singapura tidak ada jenis kerupuk ini.Kerupuk petis ini ada dua macam yaitu petis rasa udang dan rasa ikan. Ukurannya pun beragam, baik besar maupun kecil biasanya diperuntukan hajatan atau syukuran.Kerupuk ini biasanya dijual dalam kondisi masih mentah dan dibanderol dengan harga Rp 4.000 — Rp 5.000 per 250 gram dalam setiap kemasan.
3. Kerupuk kulit sapi dan kerbau
Perbedaan fisik antara kerupuk rambak yang terbuat dari kulit sapi dan kerbau adalah dari sisi warnanya. Rambak sapi berwarna lebih putih, sedangkan rambak kerbau terlihat lebih kekuningan. Kerupuk kulit kerbau mengembang lebih besar, lebih renyah, dan rasanya lebih gurih dari sapi dan tidak seret.Cara membuat kerupuk rambak atau kerupuk kulit sapi dan kerbau membutuhkan waktu berhari-hari, mulai dari proses perendaman, penjemuran, hingga kerupuk siap digoreng.
Desa Penanggulan kecamatan Pegandon kabupaten Kendal menjadi sentra produksi kerupuk kulit ini sejak saya kecil. Desa tersebut pernah didatangi oleh mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Bahkan, pada saat itu, SBY memuji kegurihan kerupuk rambak asal desa Penanggulan tersebut.
Nah itu dia tiga jenis kerupuk khas Kendal yang banyak diminati berbagai kalangan. Kamu paling suka kerupuk yang mana nih?